Prof. Dr. Ahmad Soebardjo Djojoadisoerjo merupakan sosok penting dalam sejarah Indonesia. Ia lahir di Karawang, Jawa Barat, pada 23 Maret 1896. Soebardjo adalah seorang negarawan, diplomat, dan akademisi yang memainkan peran krusial dalam proses kemerdekaan Indonesia.
Apa Perjuangan Ahmad Soebardjo di Balik Lahirnya Pancasila
Pendidikan dan Awal Karier
Soebardjo menempuh pendidikan di Rechtshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia. Ia lulus pada tahun 1927 dan memulai karier sebagai pengacara di Jakarta. Selain itu, ia juga aktif dalam pergerakan nasional. Ia menjadi anggota Jong Java dan Volksraad, yaitu dewan perwakilan rakyat pada masa kolonial Belanda.
Perjuangan Politik
Soebardjo merupakan salah satu penggagas konsep Indonesia merdeka. Ia mencetuskan gagasan tersebut dalam pidatonya di Volksraad pada tahun 1936. Pidato tersebut menggemparkan Indonesia dan menjadi tonggak perjuangan kemerdekaan.
Peran dalam BPUPKI dan PPKI
Pada tahun 1945, Soebardjo diangkat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Di BPUPKI, Soebardjo berperan aktif dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Ia mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara, yang kemudian diterima oleh seluruh anggota BPUPKI.
Penasihat PPKI
Setelah BPUPKI dibubarkan, Soebardjo menjadi penasihat PPKI. Ia bertugas membantu Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Soebardjo memberikan masukan berharga mengenai berbagai hal, termasuk konstitusi dan pembentukan pemerintahan.
Menteri Luar Negeri Pertama
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Soebardjo diangkat menjadi Menteri Luar Negeri pertama. Ia bertugas menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara lain dan memperjuangkan pengakuan internasional atas kemerdekaan Indonesia.
Karier Setelah Kemerdekaan
Setelah masa jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri berakhir, Soebardjo tetap aktif dalam bidang politik dan pendidikan. Ia menjadi anggota Konstituante dan Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS). Selain itu, ia juga mendirikan Universitas Soebardjo di Salatiga.
Wafat dan Warisan
Prof. Dr. Ahmad Soebardjo Djojoadisoerjo meninggal dunia di Jakarta pada 15 Desember 1978. Ia dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia.